Pusat Studi Gender Universitas Nhadlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGH) Cilacap hari ini launching bersamaan dengan digelarnya seminar nasional.
Sesuai tema yang diangkat, “Peran Perguruan Tinggi Dalam Masyarakat Inklusif”, kebedaraan Pusat Studi Gender di UNUGHA diharapkan akan membawa UNUGHA sebagai kampus inklusif. Yakni kampus dengan sistem Pendidikan yang mengakomodasi semua peserta didik, menghargai keragaman dan tanpa diskriminasi.



Ketua PSG UNUGHA Dr. Umi Zulfa dalam paparannya mengurai bagaiman konsep pendidikn inklusif sebagai berikut;
1) Mengakui bahwa semua anak dapat belajar.
2) Memungkinkan struktur, sistem dan metodologi pendidikan memenuhi kebutuhan semua anak
3) Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak: usia, jender, etnik, bahasa, kecacatan, status HIV/AIDS dll.
4) Merupakan proses yang dinamis yang senantiasa berkembang sesuai dengan budaya dan konteksnya
5) Merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempromosikan masyarakat inklusif
6) Lebih luas daripada pendidikan formal (; pendidikan di rumah, masyarakat, sistem nonformal dan informal)
Apa Masyarakat Inklusif?
Dr. Umi Zulfa mnejelaskan bahwa masyarakat inklusif adalah masyarakat yang mampu menerima segala keberagaman dan perbedaan serta mengakomodasi ke dalam tatanan dan infrastruktur dalam kehidupan Masyarakat.
“Masyarakat yang dilengkapi dengan mekanisme yang mengakomodasi keberagaman dan menfasilitasi /memungkinkan partisipasi aktif masayarakat dalam kehidupan politik, ekonomi dan social,” jelasnya.
Lantas bagaimana peran Perguruan tinggi dan PSG dalam mewujudkan masyarakat inklusif ? Dr. Umi Zulfa mengungkap hal ini bisa dilakukan dengan cara akselerasi kampus inklusif untuk akselerasi masyarakat inklusif. Namun demikian tidak mudah. Ini membutuhkan partisipasi dan komitmen semua pihak.
“Membangun masyarakat inklusif membutuhkan partisipasi dan komitmen semua pihak, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, resilience yang tinggi,” tandas Dr Umi Zulfa.
Kegiatan hari itu dibuka oleh Rektor UNUGHA KH Nasrulloh M.H. Bertindak sebagai moderator Fahrurozi. Adapun narasumber menghadirkan Asisten Deputi PUG bidang Sosial Budaya, Dra Eko Novi, M.Si. Fungional Peneliti Pusat Kependudukan Rahmat Saleh, dan Bidang Kerjasama PSGN UNUGHA Hj Hanifah Muyassarah. (Naeli Rokhmah)